Selamat Datang di My Blog's

Jumat, 08 November 2013

PERKEMBANGAN DAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN ALAM



A.    Metode Ilmiah sebagai Dasar IPA
Metode ilmiah adalah prosedur atau cara dalam memperoleh pengetahuan yang disebut ilmu. Ini berarti bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah. Berbagai cara dilakukan manusia untuk memperoleh pengetahuan, baik melalui pendekatan nonilmiah maupun pendekatan ilmiah.
Adapun penemuan ilmu pengetahuan mereka melalui pendekatan nonilmiah diperoleh dengan 3 cara:
1.      Prasangka
2.      Intuisi
3.      Trial and error
Juga penemuan ilmu pengetahuan melalui pendekatan ilmiah dilakukan berdasarkan pemikiran rasional, pengalaman empiris (fakta) maupun referensi pengalaman sebelumnya. Berdasarkan metode ini, data atau fakta yang ada harus diuji terlebih dahulu sebelum diterima kebenarannya.
1.      Kriteria ilmu pengetahuan
Suatu pengetahuan dapat disebut ilmu jika memenhi criteria sebagai berikut:
a.       Logis atau masuk akal
b.      Objektif
c.       Metodik
d.      Sistematis
e.       Berlaku umm atau universal
f.       Kumulatif
g.      Berkembang
h.      Lentatif
2.      Langkah-langkah metode ilmiah :
a.       Observasi (berdasarkan fakta yang ada)
b.      Pengumpulan data
c.       Klasifikasi
d.      Perumusan masalah
Yang dimaksud masalah adalah menyangkut topic atau objek yang diteliti batasan yang jelas serta dapat diidentifikasi faktor-faktor yang terkait. Oleh sebab itu, masalah merupakan pertanyaan apa, mengapa atau bagaimana tentang objek yang diteliti itu.
e.       Penyusunan Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan tentang kemungkinan jawaban sementara tentang masalah yang ditetapkan.
f.       Pengujian Hipotesis
Merupakan upaya pengumpulan fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan dan diuji apakah fakta tersebut mendukung hipotesis atau tidak.
g.      Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan diambil berdasarkan hasil analisis data untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Hipotesis yang diterima merupakan pengetahuan yang kebenarannya teruji secara ilmiah dan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan.
Berdasarkan logika, penarikan kesimpulan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.      Logika deduktif, cara berpikir dimana ditarik kesimpulan yg bersifat khusus dari pernyataan bersifat umum.
2.      Logika Induktif,  terkait dengan empirisme (butuh dukungan fakta).

3.      Sikap Ilmiah
a.       Jujur
b.       Objektif
c.       Terbuka
d.      Toleran
e.       Skeptis
f.       Optimis
g.      Pemberani
h.      Kreatif dan inovatif
i.        Dapat membedakan antara opini dan fakta
j.        Tidak berprasangka dalam mengambil keputusan
k.      Teliti, hati-hati dan saksama dalam bertindak
l.        Selalu ingin tahu
B.      Perkembangan dan pengembangan IPA
Untuk menjelaskan fenomena alam, maka perlu dilakukan pengamatan atau penelitian yang terus-menerus. Suatu penelitian tentu diperlukan landasan pengamatan atau teori yang sudah ada. Landasan atau strata ilmu dapat dibagi atas tiga, yaitu:
1.      Hipotesis
Merupakan strata ilmu yang paling rendah, berupa dugaan atau prediksi yang diambil berdasarkan pengetahuan atau teori yang sudah ada untuk menjawab penelitian yang sedang dilakukan.
2.      Teori
Merupakan strata ilmu yang lebih tinggi dari hipotesis, berupa landasan ilmu yang telah teruji kebenarannya, namun teori masih mungkin untuk dikoreksi dengan teori baru yang lebih tepat.


3.      Hukum dan dalil
Merupakan strata ilmu yang paling tinggi, berupa teori yang telah diuji terus-menerus dan diketahui tidak ditemukan adanya kesalahan.
Ilmu pengetahuan akan terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah dipunyai atau diketahuinya. Berdasarkan hal tersebut, maka ilmu pengetahuan merupakan siklus ilmu dengan penelitian sebagai intinya yang tidak pernah terputus. Bahkan ia akan semakin membesar dan meluas.
Penggolongan IPA menjadi “klasik” dan “modern” sama sekali bukan berkaitan dengan waktu maupun klasifikasi bidang ilmu. Penggolongan ini lebih mengacu kepada konsepsi, yaitu cara berpikir, cara memandang, dan cara menganalisis suatu fenomena alam. IPA klasik yang telaahannya mengikuti kaidah ilmu tradisional berdasarkan pengalaman, kebiasaan, dan bersifat makroskopik. Sedangkan IPA modern yang bersifat mikroskopik, muncul berdasarkan penelitian maupun pengujian dan telah diadakan pembaharuan yang dikaitkan dengan berbagai disiplin ilmu yang ada.
 

Kamis, 07 November 2013

BUMI DAN ALAM SEMESTA

A.    Pembentukan Alam Semesta Dan Tata Surya
Pembentukan Alam Semesta
Alam semesta yang kita ketahui sekarang ini awal mulanya berasal dari gas yang berserakan secara teratur di angkasa kemudian menjadi kabut (menjadi kumpulan-kumpulan kosmos). Dalam pengertian alam semesta mencakup tentang Mikrokosmos dan Makrokosmos. Pengertian alam semesta itu sendiri mencakup tentang mikrokosmos dan makrokomos, para ahli astronomi menggunakan istilah alam semesta dalam pengertian tentang ruang angkasa dan benda-benda langit yang ada di dalamnya.
Manusia sebagai makhluk tuhan yang berakal budi dan sebagai penghuni alam semesta selalu tergoda oleh rasa ingin tahunya, untuk mencari penjelasan tentang makna dari hal-hal yang di amati. Dengan diperolehnya berbagai pesan dan beraneka ragam cahaya dari benda-benda langit yang sampai di bumi, timbullah beberapa teori yang mengungkapkan tentang terbentuknya alam semesta. Hipotesis tersebut di kelompokkan menjadi:
1.      Hipotesis Keadaan Tetap (steady-state theory)
Teori ini berdasarkan prinsip kosmologi sempurna yang menyatakan, bahwa alam semesta dimanapun dan bilamanapun selalu sama. Berdasarkan prinsip tersebutlah alam semesta terjadi. Teori ini menyatakan bahwa tiap-tiap galaksi yang terbentuk tumbuh, menjadi tua dan akhirnya mati. Jadi, teori ini beranggapan bahwa alam semsta itu tak terhingga besarnya dan tak terhingga tuanya. 
Dengan di ketahuinya kecepatan radial galaksi-galaksi dengan bumi dari pemotretan hasil satelit, maka disimpulkan bahwa makin jauh jarak galaksi terhadap bumi, makin cepat galaksi tersebut menjauhi bumi. Hal ini sesuai dengan garis spectra yang menuju ke panjang gelombang yang lebih besar yaitu kearah merah yang di sebut dengan pergeseran merah. Hasil penemuan itulah yang menguatkan teori bahwa alam semesta selalu berekspansi dan berkontraksi.Siklus tersebut diduga berlangsung dalam waktu 30.000 juta tahun dalam masa ekspansi, terbentuklah galaksi serta bintang-bintangnya.Ekspansi ini di dukung oleh adanya tenaga yang bersumber dari reaksi inti hidrogen dan akhirnya akan membentuk berbagai unsur lain yang lebih kompleks. Sedangkan masa kontraksi galaksi dan bintang yang terbentuk, meredum dan unsur-unsur yang terbentuk menyusut dengan mengeluarkan tenaga berupa panas yang sangat tinggi. Dengan demikian harus ada ledakan yang memulai adanya pengembangan. 
2.      Hipotesis Ledakan Dahsyat (Big Bang Theory)
Teori ini menyatakan bahwa alam semsta ini berasal dari kondisi super padat dan panas yang kemudian meledak, mengembang sekitar 13.700 juta tahun yang lalu. Teori ledakan ini bertolak dari asumsi adanya suatu masa yang sangat besar sekali dan mempunyai berat jenis yang sangat besar, meladak dengan hebat karena adanya reaksi inti. Massa itu kemudian berserak mengembang dengan sangat cepatnya menjauhi pusat ledakan.
Setelah berjuta-juta tahun, masa yang berserak itu berbentuk kelompok galaksi yang ada sekarang. Mereka terus bergerak menjauhi titik pusatnya. Teori ini didukungan oleh kenyataan dari pengamatan bahwa galaksi itu memang bergerak menjauhi titik pusat yang sama. Menurut teori ini ada beberapa masa yang penting selama terjadinya alam semesta, yakni :
a.       Masa batas dinding planck yaitu masa pada saat alam semesta berumur 10-43 detik berdasarkan hasil perhitungan Panck.
b.      Masa Jify yaitu masa pada saat alam semesta berumur 10-23 detik, dengan jari-jari alam semesta 10-13 cm dengan kerapatnnya 1055 kali kerapatan air.
c.       Masa Quark yaitu masa pada saat alam semesta berumur 10-4 detik. Pada masa ini partikel-partikel saling bertumpang tindih da tidak berstruktur serta diikuti dengan terbentuknya hadron yang mempunyai kerapatan 109 ton tiap sentimeter kubik.
d.      Masa pembentukan Lipton yaitu masa pada saat alam semsta berumur 10- detik.
e.       Masa radiasi yaitu masa alama semesta berumur 1 detik sampai satu juta kemudian pada saat terbentuknya fusi hidrogen menjadi helium mempunyai suhu 109 derajat Kelvin. Pada saat usia alam semesta berumur 105 sampai 106 tahun mepunyai suhu 3000 derajat Kelvin.
f.       Masa pembentukan Galaksi yaitu pada usia alam semesta 108-109 tahun. Pada saat usia ini galaksi masih berupa kabut Pilin yang berputar membentuk piringan raksasa.
g.      Masa pembentukan tata surya yaitu pada usia 4,6 x 109 tahun.
3.      Hipotesis dentuman besar
Hipotesis yang menyatakan bahwa ala mini ada dari suatu ketiadaan dan berakhir dengan ketiadaan pula. Dan hipotesis ini menyatakan bahwasanya alam pada awalnya semua objek dialam semesta adalah satu dan kemudian terpisah karena suatu ledakan yang sangat dasyat.

Pembentukkan Tata Surya
Tata surya terdiri dari matahari sebagai pusat dari benda-benda lain seperti planet, satelit, meteor-meteor, komet-komet, debu dan gas antar planet yang beredar mengililinginya. Keseleruhan system ini bergerak mengililingi pusat galaksi. Banyak teori tentang asal usul tata surya dikemukakan orang, tetapi belum ada satu pun yang dapat diterima oleh semua pihak. Diantara teori itu antara lain :
a.       Hipotesis Nebuler/debu
Hipotesis ini dikemukakan oleh Kant dan Laplace pada tahun 1796. Ia yakin bahwa system tata surya terbentuk dari kondensasi awan panas. Pada proses kondensasi tersebut sebagian terpisah dan merupakan cincin yang mengililingi pusat. Pusatnya itu menjadi sebuah bintang atau matahari. Bagian yang mengililingi pusat tersebut, dengan cara yang sama berkondensasi membentuk suatu formula yang serupa dengan terbentuknya matahari tadi. Setelah mendingin, benda – benda ini akan menjadi planet - planet seperti bumi dalam benda yang mengililinginya.
b.      Hipotesis Planettesimal
Dikemukakan oleh Chamberlain dan Moulton. Hipotesis ini bertitik tolak dari pemikiran hipotesis nebular yang menyatakan bahwa sistem tata surya terbentuk dari kabut gas yang sangat besar, berkondensasi. Perbedaannya adalah terletak pada asumsi bahwa terbentuknya planet itu tidak harus dari satu badan, tetapi diasumsikan adnya bintang besar lain yang sedang lewat didekat bintang yang merupakan bagian dari tata surya kita. Kabut gas dari bintang lain itu, sebagian berpngaruh oleh daya tarik matahari kita dan setelah mendingin terbentuklah benda – benda yang disebut planettesimal.
c.       Hipotesis Tidal/ pasang surut
Hipotesis ini dikemukakan oleh James dan Harold Jeffreys pada tahun 1919.menurut teori ini, ratusan juta tahun yang lalu sebuah bintang bergerak mendekati matahari dan kemudian menghilang. Pada saat itu, sebagian matahari tertarik dan lepas. Dari bagian matahari yang lepas inilah kemmudian terbentuk planet – planet.
d.      Hipotesis Bintang Kembar
Hipotesis ini berpendapat bahwa kemungkinan matahari terdahulu merupakan sepasang bintang kembar. Oleh sesuatu sebab, salah satu bintang meledak dan akibat gaya tarik gravitasi, bintang yang satunya sekarang menjadi matahari. Pecahan tersebut tetap berada disekitar dan beredar mengililinginya.

e.       Hipotesis G.P. Kuiper
Dikemukakan oleh G.P. Kuiper pada tahun 1950. G.P Kuiper mengajukan teori berdasarkan keadaan yang ditemui di tata surya dan menyuarakan penyempurnaan atas teori-teori yang telah dikemukakan yang mengandalkan matahari serta semua planet-planet berasal dari gas purba yang ada di ruang angkasa.
f.       Hipotesis Ptolemy dan hipotesis geosentrik
Ptolemy mengatakan bahwa semua objek bergerak relative terhadap bumi. Tapi teori geosentrik mempunyai kelemahan yaitu matahari dan bulan bergerak dalam jejak lingkaran mengintari bumi, sementara planet bergerak tidak teratur dalam serangkaian simpul kearah timur.
g.      Hipotesis heliosentrik dan gereja
Nicolaus Copernitus merupakan orang pertama yang secara terang-terangan mengatakan bahwa matahari merupakan pusat system tata surya dan bumi bergerak mengelilinginya dalam orbit lingkaran.
Tapi setelah hari kematian Copernicus pandangan gereja berubah , Giordano Bruno menyatakan semuabintang mirip dengan matahari dan masing-masing memiliki system planetnya yang dihuni oleh jenis menusia yang berbeda.
h.      Hipotesis pembentukan tata surya setelah newton
Yaitunya hipotesis mnistik yang menyatakan bahwa matahari dan planet berasal dari materi yang sama. Dan yang kedua hipotesis dualistic yang menyatakan matahari dan bumi berasal dari sumber materi yang berbeda dan terbentuk pada waktu yang berbeda pula.
i.        Hipotesis komet Buffon
George comte de Buffon dari prancis memfostulatkan hipotesis dualistic dan katastropi yang menyatakan bahwa tabrakan komet dengan permukaan matahari menyebabkan materi matahari terlontar dan membentuk planet pada jarak yang berbeda.
j.        Hipotesis nebula laplace
Immanuel kant menunjukkan adanya awan gas yang berkonttraksi dibawah pengaruh gravitasi sehingga awan tersebut menjadi pipih. Dan William Herschel mengamati adanya nebula yang ia asumsikan sebagai kumpulan bintang yang gagal.
Dari hipotesis ini maka Pierre Laplace menyatakan adanya adanya awan gas dan debu yang berputar pelan dan mengalami keruntuhan akibat gravitasi.
k.      Hipotesis Aristacrus  dari Samoss
Ia mencoba menghitung sudut Bulan- Bumi-Matahari dan mencari perbandinag jarak dari bumi-matahari, dan bumi-bulan. Aristachrus juga merupan orang pertama yang menyimpulkan bumi bergerak mengelilingi matahari dalam lintas berbentuk lingkaran yang menjadi titik awal dari hipotesis heliosentrik.

GEMPA BUMI DAN TSUNAMI
Gempa Bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumiakibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alatSeismometer. moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia.skala rickter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besar nya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa.
            Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9, meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo gempa di Jepang pada tahun 2011 (per Maret 2011), dan itu adalah gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli.
Berdasarkan Penyebabnya Gempa Bumi Dapat Dibagi Menjadi :
1.      Gempa bumi tektonik
Gempa Bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di Bumi, getaran gempa Bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian Bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba.
Gempa bumi vulkanik (gunung api) Gempa Bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
2.      Gempa bumi tumbukan
Gempa Bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke Bumi, jenis gempa Bumi ini jarang terjadi
4.      Gempa bumi runtuhan
Gempa Bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
5.      Gempa bumi buatan
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.
Berdasarkan Kedalamannya Dapat Dibagi Menjadi :
1.   Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi. Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya.


2.   Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.
3.   Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.
Berdasarkan Gelombang/ Getaran Gempanya, Dapat Dibagi Menjadi :
1.      Gelombang Primer
Gelombang primer (gelombang lungitudinal) adalah gelombang atau getaran yang merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7-14 km/detik. Getaran ini berasal dari hiposentrum.
3.      Gelombang Sekunder
Gelombang sekunder (gelombang transversal) adalah gelombang atau getaran yang merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan yang sudah berkurang,yakni 4-7 km/detik. Gelombang sekunder tidak dapat merambat melalui lapisan cair
PENYEBAB TERJADINYA GEMPA BUMI
Kebanyakan gempa Bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi. Gempa Bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa Bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa Bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa Bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa Bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa Bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam Bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas Bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa Bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi
Akibat yang ditimbulkan oleh gempa bumi :
a.       Bangunan roboh
b.      Kebakaran
c.       Jatuhnya korban jiwa
d.      Permukaan tanah menjadi merekat dan jalan menjadi putus
TSUNAMI
Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut,longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter.
Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombangtsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami. Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang mengaitkan tsunami dengan gempa bawah laut. Namun hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai penyebab tsunami masih sangat minim. Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami penyebab tsunami. Teks-teks geologi, geografi, dan oseanografi pada masa lalu menyebut tsunami sebagai "gelombang laut seismik". Beberapa kondisi meteorologis, seperti badai tropis, dapat menyebabkan gelombang badai yang disebut sebagai meteor tsunami yang ketinggiannya beberapa meter di atas gelombang laut normal. Ketika badai ini mencapai daratan, bentuknya bisa menyerupai tsunami, meski sebenarnya bukan tsunami. Gelombangnya bisa menggenangi daratan. Gelombang badai ini pernah menggenangi Burma (Myanmar) pada Mei 2008.
Wilayah di sekeliling Samudra Pasifik memiliki Pacific Tsunami Warning Centre (PTWC) yang mengeluarkan peringatan jika terdapat ancaman tsunami pada wilayah ini. Wilayah di sekelilingSamudera Hindia sedang membangun Indian Ocean Tsunami Warning System (IOTWS) yang akan berpusat di Indonesia. Bukti-bukti historis menunjukkan bahwa megatsunami mungkin saja terjadi, yang menyebabkan beberapa pulau dapat tenggelam
Penyebab Terjadinya Tsunami
Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau. Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami. Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua. Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.
Gempa yang menyebabkan tsunami
a.       Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 - 30 km)
b.      Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter
c.       Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun
Namun tidak semua gempa bumi menyebabkan terjadinya Tsunami. Tsunami akan terjadi bila:
1.      Pusat gempa terjadi di dasar laut
2.      Kedalaman pusat gempa kurang dari 60 km
3.      Kekuatan gempa mencapai lebih dari 7 skala richter.